Senin, 23 Januari 2012

Surah Al-Hadid


Surah Al-Hadid (bahasa Arab:الحديد, "Besi") adalah surah ke-57 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Madaniyah dan terdiri atas 29 ayat. Dinamakan Al Hadiid yang berarti besi diambil dari perkataan Al Hadiid yang terdapat pada ayat ke-25 surat ini.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Keimanan
    • Hanya kepada Allah kembali semua urusan
    • Beberapa sifat Allah dan beberapa Asmaaul Husna serta pernyataan kekuasaan Allah di langit dan di bumi
  • Hukum-hukum
    • Perintah menafkahkan harta.
  • Lain-lain
    • Keadaan orang-orang munafik di hari kiamat
    • Hakikat kehidupan dunia dan kehidupan akhirat
    • Tujuan penciptaan besi
    • Tujuan diutusnya para rasul
    • Kehidupan kerahiban dalam agama Nasrani bukan berasal dari ajaran Nabi Isa
    • Celaan kepada orang-orang bakhil dan orang yang menyuruh orang-orang lain berbuat bakhil.

Surah Al-Waqi’ah


Surah Al-Waqi'ah (Arab: الواقعه, "Hari Kiamat") adalah surah ke-56 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 96 ayat dan termasuk golongan golongan surah Makkiyah. Surah yang diturunkan sesudah surah Ta Ha ini dinamai dengan Al Waaqi'ah (Hari Kiamat), diambil dari perkataan Al Waaqi'ah yang terdapat pada ayat pertama.

[sunting] Pokok-pokok isi

  1. Keimanan: Huru-hara di waktu terjadinya hari kiamat; manusia di waktu hisab (hari perhitungan) terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan yang ber-segera menjalankan kebaikan, golongan kanan dan golongan yang celaka serta balasan yang diperoleh oleh masing-masing golongan; bantahan Allah terhadap keingkaran orang-orang yang mengingkari adanya Tuhan, hari berbangkit, dan adanya hisab; Al Quran berasal dari Lauhul Mahfuuzh.
  2. Lain-lain: gambaran tentang surga dan neraka.

Surah Ar-Rahman

Surah Ar-Rahman (Arab: الرّحْمنن) adalah surah ke-55 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surat makkiyah, terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah SWT. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Ciri khas surah ini adalah kalimat berulang 31 kali Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Keimanan
    • Allah mengajar manusia pandai berbicara
    • Pohon- pohonan dan tumbuh-tumbuhan tunduk kepada Allah
    • Seluruh alam merupakan nikmat Allah terhadap ummat manusia
    • Manusia diciptakan dari tanah sedangkan jin dari api
  • Hukum-hukum
Kewajiban mengukur, menakar, menimbang dengan adil.
  • Lain-lain
    • Manusia dan jin tidak dapat melepaskan diri dari kekuasaan Allah s.w.t.
    • Banyak dari ummat manusia yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan
    • Peristiwa tentang hal-hal yang akan terjadi dan hal-hal itu benar- benar terjadi seperti tentang Terusan Suez dan Terusan Panama.

Surah Al-Qamar


Surah Al-Qamar (Arab: القمر , "Bulan") adalah surah ke-54 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah makkiyah, terdiri atas 55 ayat. Dinamakan Al-Qamar yang berarti Bulan berasal dari kata Al-Qamar yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Pada ayat ini diterangkan tentang terbelahnya bulan sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Keimanan
    • Pemberitaan bahwa datangnya hari kiamat sudah dekat
    • Semua yang ada pada alam adalah dengan ketetapan Allah
    • Kehendak Allah pasti berlaku
    • Tiap-tiap pekerjaan manusia dicatat oleh malaikat
  • Kisah
Kisah kaum yang mendustakan rasul-rasul di masa dahulu, seperti kaum Nuh, 'Aad, Tsamud dan Fir'aun
  • Kisah
    • Orang-orang kafir dikumpulkan di akhirat dalam keadaan hina dan akan menerima balasan yang setimpal
    • Celaan terhadap orang-orang yang tidak memperhatikan ayat- ayat Al Quran.

[sunting] Referensi

  1. ^ a b Muhammad Nashruddin Al-Albani. Sifat Salat Nabi. 2000. Yogyakarta: Media Hidayah
  2. ^ The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985

Surah An-Najm


SuraH An-Najm (bahasa Arab :النّجْم) adalah surah ke-53 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 62 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyah dan diturunkan sesudah surah Al-Ikhlas. Nama An Najm yang berarti bintang, diambil dari perkataan An Najm yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

[sunting] Pokok-pokok isi

  1. Keimanan: Al Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. dengan perantaraan Jibril a.s. kebatilan penyembah berhala; tak ada seseorangpun memberi syafa'at tanpa izin Allah; tiap-tiap orang hanya memikul dosanya sendiri.
  2. Hukum-hukum: Kewajiban menjauhi dosa-dosa besar; kewajiban bersujud dan menyembah Allah saja;
  3. Dan lain-lain: Nabi Muhammmad s.a.w. melihat malaikat Jibril 2 kali dalam bentuk aslinya, yaitu sekali waktu menerima wahyu pertama dan sekali lagi di Sidratul Muntaha; anjuran supaya manusia jangan mengatakan dirinya suci karena Allah sendirilah yang mengetahui siapa yang takwa kepada-Nya; orang-orang musyrik selalu memperolok-olokkan Al Quran.

Surah At-Tur


Surah At-Tur (bahasa Arab:الطور) adalah surah ke-52 dalam Al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri atas 49 ayat. Dinamakan at-Tur yang berarti Bukit diambil dari kata At-Tur yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Yang dimaksud dengan bukit di sini ialah bukit Sinai yang terletak di semenanjung Sinai, tempat Nabi Musa menerima wahyu dari Allah.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Keimanan
    • Keadaan orang-orang kafir di dalam neraka dan keadaan orang-orang beriman di dalam surga
    • Bukti kekuasaan dan keesaan Allah
    • Setiap orang bertanggung jawab terhadap perbuatannya masing-masing, sekalipun demikian bapak dan anak akan dikumpulkan Allah dalam surga apabila kedua-duanya sama-sama beriman.
  • Hukum-hukum
    • Kewajiban untuk tetap berda'wah dan anjuran melakukan zikir dan tasbih pada waktu siang dan malam.
  • Lain-lain
    • Orang-orang zalim pasti mendapat siksaan Allah di dunia dan di akhirat
    • Allah tetap akan menjaga dan melindungi Nabi Muhammad s.a.w.

Surah Az-Zariyat


Surah Az-Zariyat (Arab: الذاريات ,"Angin Yang Menerbangkan") adalah surah ke-51 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri atas 60 ayat. Dinamakan Az-Zariyat yang berarti Angin Yang Menerbangkan diambil dari perkataan Az-Zariyat yang terdapat pada ayat pertama surah ini.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Keimanan
    • Bagaimana keadaan orang-orang yang beriman di dalam syurga sebagai balasan ketaatan bagi orang yang bertakwa
    • Manusia dan jin dijadikan Allah untuk beribadah kepada-Nya
    • Allah sebagai pemberi rezki
    • Neraka sebagai balasan bagi orang- orang kafir
  • Hukum-hukum
    • Larangan mempersekutukan Allah dengan selain-Nya
    • Perintah berpaling dari orang-orang musyrik yang berkepala batu dan memberikan peringatan dan pengajaran kepada orang-orang mukmin
    • Pada harta kekayaan seseorang terdapat hak orang miskin
  • Lain-lain
    • Segala sesuatu diciptakan Allah dengan berpasang-pasangan
    • Pada diri manusia sendiri terdapat tanda-tanda kebesaran Allah

Surah Qaf


Surah Qaf (Arab: ق , "Qaf") adalah surah ke-50 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri atas 45 ayat. Dinamakan Qaf karena surah ini dimulai dengan huruf Qaf. Menurut hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, bahwa Nabi Muhammad senang membaca surah ini pada raka'at pertama salat subuh dan pada salat hari raya. Sedang menurut riwayat Abu Daud, Al-Baihaqi dan Ibnu Majah bahwa Nabi Muhammad membaca surat ini pada tiap-tiap membaca Kotbah pada salat Jumat. Kedua riwayat ini menunjukkan bahwa surah Qaf sering dibaca Nabi Muhammad di tempat-tempat umum, untuk memperingatkan manusia tentang kejadian mereka dan nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya, begitu pula tentang hari berbangkit, hari berhisab, surga, neraka, pahala, dosa, dsb. Surah ini dinamai juga Al-Basiqat diambil dari perkataan Al-Basiqat yang terdapat pada ayat 10 surah ini.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Keimanan
    • Setiap manusia pada hari kiamat akan hadir di padang mahsyar diiringkan oleh dua orang malaikat, yang seorang sebagai pengiringnya, dan yang seorang lagi sebagai saksi atas segala perbuatannya di dunia
    • Kebangkitan manusia dari kubur digambarkan sebagai tanah yang kering, setelah disirami hujan hidup kembali
    • Allah lebih dekat kepada manusia dari urat lehernya sendiri
    • Tiap-tiap manusia didampingi oleh malaikat yang selalu mencatat segala perbuatannya
    • Allah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa.
  • Hukum-hukum
    • Anjuran bertasbih dan bertahmid kepada Allah pada waktu-waktu malam sebelum terbit dan terbenam matahari dan sesudah mengerjakan salat
    • Perintah Allah kepada Rasul-Nya agar memberi peringatan dengan ayat-ayat Al Quran kepada orang yang beriman
    • Anjuran memperhatikan kejadian langit dan bumi
  • Lain-lain
    • Keingkaran orang-orang musyrik terhadap kenabian dan hari berbangkit
    • Hiburan kepada Nabi Muhammad SAW agar jangan berputus asa dalam menghadapi keingkaran orang-orang kafir Mekkah, karena rasul-rasul dahulu juga menghadapi keingkaran kaumnya masing-masing
    • Al Quran adalah sebagai peringatan kepada orang-orang yang takut kepada ancaman Allah.

Surah Al-Hujurat (dalam bahasa Arab : سورة الحجرات ) adalah surah ke-49 dalam Al-Qur'an. Surah ini tergolong surah madaniyah, terdiri atas 18 ayat. Dinamakan Al-Hujurat yang berarti Kamar-Kamar diambil dari perkataan Al-Hujurat yang terdapat pada ayat ke-4 surat ini. Ayat tersebut mencela para sahabat yang memanggil Nabi Muhammad SAW yang sedang berada di dalam kamar rumahnya bersama istrinya. Memanggil nabi Muhammad SAW dengan cara dan dalam keadaan yang demikian menunjukkan sifat kurang hormat kepada beliau dan mengganggu ketenteraman beliau. [sunting] Pokok-Pokok Isi * Keimanan o Masuk Islam harus disempurnakan dengan iman yang sebenarnya * Hukum-hukum o Larangan mengambil keputusan yang menyimpang dari ketetapan Allah dan rasul-Nya o Keharusan meneliti suatu berita yang disampaikan oleh orang yang fasik o Kewajiban mengadakan islah antara orang muslim yang bersengketa karena orang-orang Islam itu bersaudara o Kewajiban mengambil tindakan terhadap golongan kaum muslimin yang bertindak aniaya terhadap golongan kaum muslimin yang lain o Larangan mencaci dan menghina o Larangan berburuk sangka, bergunjing dan memfitnah * Lain-lain o Adab sopan santun berbicara dengan Rasulullah SAW o Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar satu sama lain kenal-mengenal o Setiap manusia sama pada sisi Allah, kelebihan hanya pada orang-orang yang bertakwa o Sifat-sifat orang-orang yang benar-benar beriman

Surah Al-Hujurat


Surah Al-Hujurat (dalam bahasa Arab : سورة الحجرات ) adalah surah ke-49 dalam Al-Qur'an. Surah ini tergolong surah madaniyah, terdiri atas 18 ayat. Dinamakan Al-Hujurat yang berarti Kamar-Kamar diambil dari perkataan Al-Hujurat yang terdapat pada ayat ke-4 surat ini. Ayat tersebut mencela para sahabat yang memanggil Nabi Muhammad SAW yang sedang berada di dalam kamar rumahnya bersama istrinya. Memanggil nabi Muhammad SAW dengan cara dan dalam keadaan yang demikian menunjukkan sifat kurang hormat kepada beliau dan mengganggu ketenteraman beliau.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Keimanan
    • Masuk Islam harus disempurnakan dengan iman yang sebenarnya
  • Hukum-hukum
    • Larangan mengambil keputusan yang menyimpang dari ketetapan Allah dan rasul-Nya
    • Keharusan meneliti suatu berita yang disampaikan oleh orang yang fasik
    • Kewajiban mengadakan islah antara orang muslim yang bersengketa karena orang-orang Islam itu bersaudara
    • Kewajiban mengambil tindakan terhadap golongan kaum muslimin yang bertindak aniaya terhadap golongan kaum muslimin yang lain
    • Larangan mencaci dan menghina
    • Larangan berburuk sangka, bergunjing dan memfitnah
  • Lain-lain
    • Adab sopan santun berbicara dengan Rasulullah SAW
    • Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar satu sama lain kenal-mengenal
    • Setiap manusia sama pada sisi Allah, kelebihan hanya pada orang-orang yang bertakwa
    • Sifat-sifat orang-orang yang benar-benar beriman

Surah Al-Fath


Surah Al-Fath (Arab: الفتح , "Kemenangan") adalah surah ke-48 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Madaniyah yang terdiri atas 29 ayat. Dinamakan Al-Fath yang berarti Kemenangan diambil dari perkataan Fat-han yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Sebagian besar dari ayat-ayat surah ini menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan kemenangan yang dicapai Nabi Muhammad SAW. dalam peperangannya.
Nabi Muhammad SAW sangat gembira dengan turunnya ayat pertama surat ini. Kegembiraan ini dinyatakan dalam sabda beliau yang diriwayatkan Sahih Bukhari; Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku satu surat, yang surat itu benar-benar lebih aku cintai dari seluruh apa yang disinari matahari. Kegembiraan Nabi Muhammad SAW itu ialah karena ayat-ayatnya menerangkan tentang kemenangan yang akan diperoleh Muhammad SAW. dalam perjuangannya dan tentang kesempurnaan nikmat Allah kepadanya.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Keimanan
    • Allah mempunyai tentara di langit dan di bumi
    • Janji Allah kepada orang-orang mukmin bahwa mereka akan mendapat ampunan Allah dan pahala yang besar
    • Allah mengutus Muhammad s.a.w. sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
    • Agama Islam akan mengalahkan agama-agama lain
  • Hukum-hukum
    • Orang pincang dan orang-orang yang sakit dibebaskan dari kewajiban berperang
  • Kisah-kisah
  • Lain-lain
    • Berita gembira yang disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. bahwa dia bersama-sama orang mukmin akan memasuki kota Mekkah dengan kemenangan, dan hal ini memang terlaksana setelah setahun kemudian
    • Sikap orang-orang mukmin terhadap sesama mukmin dan sikap mereka terhadap orang-orang kafir
    • Sifat-sifat Nabi Muhammad s.a.w. dan para sahabatnya sudah disebutkan dalam Taurat dan Injil
    • Janji Allah bahwa orang Islam akan menguasai daerah-daerah yang sewaktu Nabi Muhammad s.a.w. belum dikuasai

Surah Muhammad


Surah Muhammad (bahasa Arab: محمّد) adalah surah ke-47 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Madaniyah yang terdiri atas 38 ayat. Nama Muhammad sebagai nama surah ini diambil dari perkataan Muhammad yang terdapat pada ayat 2 surah ini.
Pada ayat 1, 2 dan 3 surah ini, Allah membandingkan antara hasil yang diperoleh oleh orang-orang yang tidak percaya kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w dan hasil yang diperoleh oleh orang-orang yang tidak percaya kepadanya. Orang-orang yang percaya kepada apa yang dibawa oleh Muhammad SAW. merekalah orang-orang yang beriman dan mengikuti yang hak, diterima Allah semua amalnya, diampuni segala kesalahannya. Adapun orang-orang yang tidak percaya kepada Muhammad s.a.w adalah orang-orang yang mengikuti kebatilan, amalnya tidak diterima, dosa mereka tidak diampuni, kepada mereka dijanjikan azab di dunia dan di akhirat.
Surah ini dinamakan juga dengan Al-Qital yang berarti Peperangan, karena sebagian besar surah ini mengutarakan tentang peperangan dan pokok-pokok hukumnya, serta bagaimana seharusnya sikap orang-orang mukmin terhadap orang-orang kafir.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Keimanan
    • Orang yang mati syahid akan masuk surga
    • Balasan yang disediakan di akhirat bagi orang-orang yang takwa dan orang-orang yang durhaka
    • Keesaan Allah.
  • Hukum-hukum
    • Menumpas musuh pada permulaan peperangan (sebelum gejala-gejala kemenangan),
    • menawan mereka kalau telah kelihatan gejala-gejala kemenangan,
    • membebaskan tawanan itu dengan menerima tebusan atau tidak.
    • Larangan mengajak damai apabila telah nyata kemenangan.
  • Lain-lain
    • Allah selalu memberi cobaan kepada orang-orang mukmin, untuk mengetahui siapa yang berjihad dan siapa yang sabar
    • Kehidupan dunia adalah permainan belaka dan bahwa iman dan takwalah yang menghasilkan pahala
    • Allah akan menolong orang yang menolong agamanya.

Surah Al-Balad


Surah Al-Balad (bahasa Arab: البلد) adalah surah ke-90 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri atas 20 ayat. Dinamakan "Al-Balad" yang berarti Negeri diambil dari perkataan "Al-Balad" yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Yang dimaksud dengan kota dalam ayat ini ialah kota Mekkah.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Manusia diciptakan Allah untuk berjuang menghadapi kesulitan
  • Peringatan kepada manusia supaya tidak terpedaya oleh kekuasaan dan harta benda
  • Beberapa peringatan kepada manusia atas beberapa nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya dan bahwa Allah telah menunjukkan jalan-jalan yang akan menyampaikannya kepada kebahagiaan dan yang akan membawanya kepada kecelakaan.

Surah Al-Fajr


Surah Al-Fajr (bahasa Arab:الفجر, "Fajar") adalah surah ke-89 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri atas 30 ayat. Dinamakan Al-Fajr yang berarti Fajar diambil dari perkataan Al-Fajr yang terdapat pada ayat pertama surah ini.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Allah bersumpah bahwa azab terhadap orang-orang kafir tidak akan dapat dielakkan
  • Beberapa contoh dari umat-umat yang sudah dibinasakan
  • Kenikmatan hidup atau bencana yang dialami oleh seseorang bukanlah tanda penghormatan atau penghinaan Allah kepadanya, melainkan cobaan belaka
  • Celaan terhadap orang-orang yang tidak mau memelihara anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin
  • Kecaman terhadap orang yang memakan harta warisan dengan campur aduk dan orang yang amat mencintai harta
  • Malapetaka yang dihadapi orang-orang kafir di hari kiamat
  • Orang-orang yang berjiwa muthmainnah (tenang) mendapat kemuliaan di sisi Allah.

Surah Al-Lail


Surah Al-Lail (bahasa Arab:الّيل, al-Layl, "Malam") adalah surah ke-92 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 21 ayat, termasuk golongan surah Makkiyah, diturunkan sesudah Surah Al-A’la. Surat ini dinamai Al Lail (malam), diambil dari perkataan Al Lail yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Asbabun Nuzul

Ada beberapa riwayat yang memberitakan Asbabun Nuzul (sebab-sebab turunnya) surah al-Lail, diantaranya dari Ibnu Hatim, Al-Hakim, dan Al-Bazzar. Dalam riwayat Ibnu Hatim dikatakan bahwa surah al-Lail turun berkenaan pemilik pohon kurma yang bakhil. Diceritakan bahwa pemilik pohon kurma tersebut memiliki pohon yang mayangnya menjulur hingga ke rumah tetangganya yang fakir dan memiliki banyak anak. Tiap kali berbuah, ia memetik hasilnya dari rumah tetangganya, namun bila kurma tersebut jatuh dan dipungut oleh anak-anak tetangganya yang fakir, ia segera merampasnya. Bahkan yang sudah masuk ke mulut anak-anak itu juga dipaksa dikeluarkannya. Kemudian, orang fakir itu mengadukan hal itu kepada Nabi Muhammad yang berjanji akan menyelesaikan masalahnya. Nabi kemudian bertemu dengan pemilik kurma dan bersabda, "Berikanlah kepadaku pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah si Anu, dan bagianmu sebagai gantinya pohon kurma di surga." Pemilik pohon kurma itu berkata, "Hanya sekian tawaran tuan? Aku mempunyai banyak pohon kurma dan pohon kurma yang diminta itu paling baik buahnya." Kemudian pemilik pohon kurma itu pergi. Pembicaraan itu didengar oleh seorang dermawan yang langsung datang kepada Nabi dan berkata, "Apakah tawaran tuan itu berlaku juga bagiku, jika pohon kurma itu telah menjadai milikku?" Nabi menjawab "Ya." Orang itu kemudian menemui pemilik pohon kurma. Pemilik pohon kurma itu berkata, "Apakah engkau tahu bahwa Muhammad SAW menjanjikan pohon kurma di surga sebagai ganti pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku? Dan bahwa aku telah mencatat tawarannya, akan tetapi buahnya sangat mengagumkan, padahal aku banyak mempunyai pohon kurma, dan tidak ada satupun pohon yang selebat itu." Orang dermawan itu bberkata, "Apakah kau mau menjualnya." Ia menjawab, "Tidak, kecuali apabila ada orang yang sanggup memnuhi keinginanku, akan tetapi pasti tidak akan ada yang sanggup." Dermawan itu berkata lagi, "Berapa yang engkau inginkan?" Ia berkata, "Aku inginkan empat puluh pohon kurma." Ia pun terdiam kemudian berkata lagi, "Engkau minta yang bukan-bukan, baik aku berikan 40 pohon kurma kepadamu, dan aku minta saksi jika engkau benar mau menukarnya." Ia memanggil sahabat-sahabatnya untuk menyaksikan penukaran itu. Dermawan itu pun menghadap kepada Nabi dan berkata, "Ya Rasulullah! Pohon kurma itu telah menjadi milikku dan akan aku serahkan kepada tuan." Nabi Muhammad kemudian menemui fakir itu, "Ambillah pohon kurma ini untukmu dan keluargamu." Kemudian turun seluruh surah al-Lail yang membedakan kedudukan dan akibat orang yang bakhil dengan orang dermawan.[1]
Riwayat-riwayat lain menyebutkan, bahwa sebagian besar isi surah Al-Lail turun berkenaan kedermawanan Abu Bakar. Al-Hakim menyebutkan bahwa ayat 5 hingga ayat terakhir surah ini turun berkenaan dengan kedermawaan Abu Bakar yang memerdekakan hamba-hamba yang lemah.[2] Sementara riwayat Ibnu Hatim yang bersumber dari Urwah menyebutkan Abu Bakar telah memerdekakan 7 hamba-hamba yang disiksa majikannya karena beriman kepada Allah sehingga turun ayat 17 hingga 21 surah ini berkenaan kedermawaannya.[3] Riwayat lain juga menyebutkan bahwa ayat 19 hingga 21 surah ini turun berkenaan dengan kedermawaan Abu Bakar.[4]

[sunting] Pokok-pokok isi surat Al Lail

Usaha manusia itu berlainan, karena itu balasannya berlainan pula; orang yang suka berderma, bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang baik dimudahkan Allah baginya melakukan kebaikan yang membawa kepada kebahagiaan di akhirat, tetapi orang yang dimudahkan Allah baginya melakukan kejahatan-kejahatan yang membawa kepada kesengsaraan di akhirat, harta benda tidak akan akan memberi manfaat kepadanya; orang yang bakhil merasa dirinya cukup dan mendustakan adanya pahala yang baik.
Surat Al Lail menerangkan bahwa amalan-amalan yang dikerjakan dengan tulus ikhlas semata-mata mencari keridhaan Allah itulah yang membawa kebahagiaan di akhirat kelak.

[sunting] Hubungan Surat Al Lail dengan Surah Ad-Duha

Pada surat Al Lail diterangkan bahwa orang yang taqwa akan dimudahkan Allah mengerjakan perbuatan taqwa sehingga memperoleh kebahagiaan. Sedang pada surat Adh-Dhuhaa diterangkan bahwa keberuntungan di akhirat lebih baik dari keberuntungan di dunia

[sunting] Referensi

  1. ^ Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dan yang lainnya dari al-Hakam bin Abban dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.
  2. ^ Diriwayatkan oleh al-Hakim dari Amir bin Abdullah bin Zubair yang bersumber dari bapaknya bernama Zubair.
  3. ^ Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Urwah.
  4. ^ Diriwayatkan oleh al-Bazzar yang bersumber dari Ibnu Zubair.

Surah At-Takwir




Surah At-Takwir (Arab: التّكوير , "Menggulung") adalah surah ke-81 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surat Makkiyah, terdiri atas 29 ayat. Dinamakan At Takwiir yang berarti terbelah dari kata dasar kata ‘’kuwwirat’’ yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Kegoncangan-kegoncangan yang terjadi pada hari kiamat
  • Pada hari kiamat setiap makhluk akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya ketika di dunia
  • Al Quran adalah firman Allah yang disampaikan melalui perantaran malaikat Jibril
  • Penegasan atas kenabian Muhammad s.a.w.
  • Al Quran sumber petunjuk bagi umat manusia yang menginginkan hidup lurus
  • Suksesnya manusia dalam mencapai kehidupan yang lurus itu tergantung kepada taufiq dari Allah

[sunting] Referensi

  1. ^ a b Muhammad Nashruddin Al-Albani. Sifat Salat Nabi. 2000. Yogyakarta: Media Hidayah

Surah Al-Lahab


Surah Al-Lahab atau Al-Masad adalah surat ke-111 dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri atas 5 ayat dan termasuk surat makiyyah. Nama surat ini diambil dari kata Al Lahab yang terdapat pada ayat ketiga surat ini yang artinya gejolak api. Pokok isi surat ini berisi tentang nasib salah seorang paman Rasulullah SAW yakni Abu Lahab beserta istrinya yang diancam dengan siksa neraka.

[sunting] Hubungan Al Lahab dengan Al Ikhlash

Surat Al Lahab mengisyaratkan bahwa kemusyrikan itu tidak dapat dipertahankan dan tidak akan menang walaupun pendukung-pendukungnya bekerja keras. Surat Al Ikhlash mengemukakan bahwa tauhid dalam Islam adalah tauhid yang semurni-murninya.

[sunting] Pranala luar

Surah Al-Muddassir


Surah Al-Muddassir (bahasa Arab:المدشّر) adalah surah ke-74 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah terdiri atas 56 ayat. Dinamakan Al Muddatstsir yang berarti Orang yang berkemul diambil dari perkataan Al Muddatstsir yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Perintah untuk mulai berda´wah mengagungkan Allah, membersihkan pakaian, menjauhi maksiat, memberikan sesuatu dengan ikhlas dan bersabar dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah
  • Allah akan mengazab orang-orang yang menentang Nabi Muhammad s.a.w. dan mendustakan Al Quran
  • Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang ia lakukan.

Surah Al-Muzzammil


Surah Al-Muzzammil (Arab: المزمّل ,"Orang Yang Berselimut") adalah surah ke-73 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah, terdiri atas 20 ayat. Dinamakan Al Muzzammil yang berarti Orang yang berselimut di ambil dari kata Al Muzzammil yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang dimaksud dengan orang yang berselimut ialah Nabi Muhammad s.a.w.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan oleh Rasullulah s.a.w. untuk menguatkan rohani guna persiapan menerima wahyu, yaitu dengan bangun di malam hari untuk bersembahyang tahajjud, membaca Al Quran dengan tartil; bertasbih dan bertahmid
  • Perintah bersabar terhadap celaan orang-orang yang mendustakan Rasul
  • Umat Islam diperintahkan untuk salat tahajud, berjihad di jalan Allah, membaca Al Quran, mendirikan salat, menunaikan zakat, membelanjakan harta di jalan Allah dan memohon ampunan kepada Allah s.w.t.

Surah Al-Qalam


Surah Al-Qalam (Arab: القلم ,"Kalam") adalah surah ke-68 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah, terdiri atas 52 ayat. Dinamakan Al Qalam’ yang berarti pena di ambil dari kata Al Qalam yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Surat ini dinamai pula dengan surat Nun (huruf nun) diambil dari perkataan ’’Nun’’ yang terdapat pada ayat 1 surat ini.

[sunting] Pokok-Pokok Isi

  • Nabi Muhammad s.a.w. bukanlah orang yang gila melainkan manusia yang berbudi pekerti yang agung
  • Larangan bertoleransi dibidang kepercayaan
  • Larangan mengikuti orang-orang yang mempunyai sifat sifat yang dicela Allah
  • Nasib yang dialami oleh pemilik-pemilik kebun sebagai contoh orang-orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah
  • Kecaman-kecaman Allah kepada mereka yang ingkar dan azab yang akan menerima mereka
  • Al Quran adalah peringatan bagi seluruh ummat.

[sunting] Referensi

  1. ^ Departemen Agama RI.2007.Al-Qur'an dan Terjemahannya Al-Jumanatul 'Ali Seuntai Mutiara Yang Maha Luhur.Bandung:J-Art

Surah Al-'Alaq

Surah Al-'Alaq (bahasa Arab:العلق, "Segumpal Darah") adalah surah ke-96 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 19 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Ayat 1 sampai dengan 5 dari surah ini adalah ayat-ayat Al-Quran yang pertama diturunkan, yaitu di waktu Nabi Muhammad bersemedi di gua Hira. Surah ini dinamai Al 'Alaq (segumpal darah), diambil dari perkataan Alaq yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Surat ini dinamai juga dengan Iqra atau Al Qalam.

Pokok-pokok isi 

Perintah membaca lingkungan alam semesta untuk menemukan siapa sebenarnya Tuhan; tersurat dalam Surat Al alaq: manusia dijadikan dari segumpal darah; Allah menjadikan kalam sebagai alat mengembangkan pengetahuan; manusia bertindak melampaui batas karena merasa dirinya serba cukup; ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang menghalang-halangi kaum muslimin melaksanakan perintah-Nya.
Surat Al 'Alaq menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia dari benda yang hina kemudian memuliakannya dengan mengajar membaca, menulis dan memberinya pengetahuan. Tetapi manusia tidak ingat lagi akan asalnya, karena itu dia tidak mensyukuri nikmat Allah itu, bahkan dia bertindak melampaui batas karena melihat dirinya telah merasa serba cukup.